INFORMER - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim berencana berinovasi dalam pembentukan kurikulum baru tahun 2022. Pasalnya kurikulum 2022 itni lebih fleksibel dan akan mencerminkan keragaman dalam sistem pendidikan di Indonesia.
Namun, sebenarnya bagaimana kurikulum 2022 ini, sudahkan anda mengetahuinya ? Simak penjelasan dibawah ini.
Kurikulum Baru Tahun 2022
Ada tiga elemen penting di dalam kurikulum 2022 ini :
1. Berbasis kompetensi
Yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap dirangkaikan sebagai satu kesatuan proses yang berkelanjutan sehingga membangun kompetensi yang utuh
2. Pembelajaran yang fleksibel
Penyusunan capaian pembelajaran dalam fase-fase (2-3 tahun perfase), sehingga peserta didik memiliki kesempatan untuk belajar sesuai dengan tingkat pencapaian, kebutuhan, kecepatan, dan gaya belajarnya.
3. Karakter Pancasila
Sinergi antara kegiatan pembelajaran rutin sehari-hari di kelas dengan kegiatan nonrutin (projek) interdisipliner yang berorientasi pada pembentukan dan penguatan karakter berdasarkan kerangka Profil Pelajar Pancasila
Itulah tiga elemen yang terdapat dalam kurikulum baru. Banyak pembaruan yang muncul pada kurikulum baru ini, seperti salah satunya akan ada kembali mata pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komputer), jam pelajaran yang ditetapkan pertahun tidak lagi perminggu seperti pada KTSP-2013, siswa mengikuti pelajaran IPA IPS secara terpisah pada tingkat SMP bukan lagi SMA/K.
Disamping Inovasi kurikulum 2022 ini, Nadiem Makarim juga menegaskan bahwa pihaknya tidak memaksakan sekolah untuk menggunakan kurikulum 2022 ini, keputusan menggunakan kurikulum diserahkan sepenuhnya kepada sekolah meski akan diperkenalkan secara luas tahun depan.
Tidak Terlalu Padat Materi
Nino, sapaan akrabnya, juga mengatakan kurikulum tahun 2022 tersebut akan lebih berfokus pada materi yang esensial dan tidak terlalu padat materi.
Menurutnya, kurikulum yang berfokus pada materi esensial penting agar guru memiliki waktu untuk pengembangan karakter dan kompetensi. "Jadi bukan sekadar kejar tayang materi yang ada di buku teks," ujarnya.
Diterapkan di 2500 Sekolah
Nino juga menjelaskan bahwa kurikulum yang masih prototipe ini sedang diterapkan secara terbatas di 2500-an sekolah di seluruh Indonesia melalui Program Sekolah Penggerak.
Diakui Nino, mungkin belum banyak mengetahui bahwa sekolah-sekolah peserta program ini mencerminkan keragaman yang ada di sistem pendidikan kita.
Bahkan sebagian besar bukan sekolah yang biasa dianggap favorit atau unggul serta bukan sekolah yang punya fasilitas yang berlebih. "Banyak yang justru kekurangan secara sarana-prasarana. Sebagian juga berada di daerah tertinggal," jelasnya.
Nino mengakui bahwa penerapan secara terbatas ini merupakan tahap penting dalam pengembangan kurikulum. Sebab, uji coba di sekolah yang beragam akan memastikan bahwa kurikulum yang sedang dikembangkan memang bisa diterapkan di berbagai kondisi.
"Uji coba tersebut juga memberi insight tentang bagaimana guru memaknai dan menerapkan sebuah kurikulum," tuturnya.
Peran Penting Guru
Dalam uji coba ini, para guru di seluruh Indonesia memegang peranan penting untuk melakukan evaluasi. Terlebih evaluasi tersebut dilakukan dalam konteks nyata. Hal ini akan melengkapi model uji publik yang biasanya didominasi oleh akademisi dan pengamat yang hanya melihat dokumen kurikulum saja.
"Bagaimana hasil evaluasinya? Detailnya sedang diolah oleh tim, tapi secara keseluruhan sangat positif!" pungkas Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan Kemdikbud Ristek itu.
Nadiem pun menyebutkan, kurikulum yang kini tengah diuji coba di sejumlah sekolah penggerak itu akan sangat bermanfaat bagi sekolah-sekolah yang capaiannya paling tertinggal. Dengan menerapkan kurikulum baru itu, kata dia, sekolah yang paling tertinggal itu akan dapat dengan cepat mengejar ketertinggalan mereka.
"Kurikulum baru ini malah lebih bermanfaat lagi untuk sekolah-sekolah yang paling ketinggalan. Mereka bisa mengejar ketertinggalan karena perampingan dan penyederhanaannya sangat besar," jelas dia.
Dalam prosesnya pula, Nadiem menyatakan, sekolah-sekolah yang menerapkan kurikulum baru akan diberikan bantuan pembimbingan oleh Kemendikbudristek. Dengan adanya bantuan tersebut, diharapkan sekolah yang menerapkan kurikulum baru akan menjalani transisi dengan mulus.
Rencana mengenai penawaran kurikulum baru itu sebelumnya dilontarkan oleh Nadiem pada peringatan Hari Guru Nasional 2021. Lalu, beberapa hari berikutnya, Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek, Anindito Aditomo, juga mengungkapkan rencana tersebut pada keterangan foto yang dia unggah di media sosialnya.
"Mulai tahun depan Kemendikbudristek akan menawarkan kurikulum yang lebih fleksibel. Kurikulum tersebut akan lebih berfokus pada materi yang esensial, tidak terlalu padat materi," tulis Anindito pada akun Instagramnya, @ninoaditomo, dikutip Kamis (2/12).
Kurikulum yang sedemikian rupa, kata dia, penting diterapkan agar para guru memiliki waktu untuk pengembangan karakter dan kompetensi. Dengan begitu pula, para guru bukan hanya melakukan kejar tayang materi yang ada di buku teks.
Dia juga menuliskan, kurikulum prototipe itu tengah diterapkan secara terbatas di 2.500-an sekolah di seluruh Indonesia melalui program Sekolah Penggerak. Sekolah-sekolah yang menjadi peserta program itu, kata dia, mencerminkan keragaman yang ada di sistem pendidikan kita.
"Sebagian besar adalah sekolah yang 'biasa' saja. Bukan sekolah yang biasa dianggap favorit atau unggul. Bukan sekolah yang punya fasilitas yang berlebih. Banyak yang justru kekurangan secara sarana-prasarana. Sebagian juga berada di daerah tertinggal," ungkap Anindito.
Menurut dia, uji coba di sekolah yang beragam dapat memastikan kurikulum yang sedang dikembangkan bisa diterapkan di beragam kondisi. Selain itu, uji coba tersebut juga dapat memberikan gambaran tentang bagaimana guru memaknai dan menerapkan sebuah kurikulum.
"Artinya, kurikulum dievaluasi oleh aktor paling penting: para guru! Dan evaluasi itu dilakukan dalam konteks nyata. Ini melengkapi model uji publik yang biasanya didominasi oleh akademisi dan pengamat yang hanya melihat dokumen kurikulum saja," jelas dia.
[Simak informasi terbaru lainnya hanya di www.informernews.my.id]
0 Response to "Pengumuman Sistem Pendidikan di Tahun 2022, Kurikulum Baru, Tidak Boleh Banyak Materi."
Posting Komentar